The Girls of Riyadh
Novel ini merupakan kisah nyata yang dialami empat gadis Riyadh; Qamrah, Michelle, Shedim, dan Lumais. Penulis novel ini, yang merupakan sahabat dari keempat gadis tersebut, menuliskan kisah para sahabatnya lewat internet setiap hari jumat. Dalam hitungan detik kisah mereka menjadi bahan diskusi yang menarik. Cerita yang selalu ditunggu-tunggu kehadirannya. Fakta yang menjadi pro dan kontra, dan mengundang sejuta komentar dari para penggila internet. Sebuah pesan misterius yang mengungkap dengan gambalang pelanggaran-pelanggaran akan tradisi wanita di Arab.
Qamrah, Michelle, Shedim dan Lumais memiliki hubungan yang sangat erat. Persahabatan mereka hampir-hampir melampaui kedekatan saudara kandung. Mereka selalu berbagi dalam segala hal. Bisa dikatakan bahwa tak ada privasi diantara mereka. Mereka mengetahui semua kisah sahabat mereka, bahkan untuk kisah yang tak mereka bagi dengan keluarga mereka. Kehidupan setiap sahabat dijadikan kiblat dan pelajaran berharga bagi setiap mereka.
Dengan latar belakang keluarga yang berbeda mereka mencoba membagi segala penderitaan dan kebahagiaan. Dari semua penderitaan yang ada, mungkin penderitaan akibat kekauan adatlah yang membuat mereka terbelenggu dan sangat tersiksa. Sungguh, tak sedikit langkah bahagia mereka yang terhenti karena masalah kebiasaan masyarakat arab. Sesuatu yang menurut pemikiran modern mereka tak masuk di akal dan mengada-ngada. Beberapa diantara mereka sempat terpikir untuk pergi meninggalkan Arab demi sebuah kehidupan yang lebih baik dan lebih demokrasi. Namun tetap, status mereka sebagai keturunan Arab seperti bayangan yang selalu mengikuti dan selalu mengekang.
Mereka berjuang untuk merubah pandangan masyarakat tentang apa yang baik dan tidak baik bagi seorang wanita. Tentang siapa yang berhak mengatur kehidupan mereka, diri mereka atau lelaki yang merasa berhak atas diri mereka? Bagaimanakah cara mereka menentang kerasnya adat? Bagaimana pula cara mereka menghadapi respon keras masyarakat Arab? Sejauh apa mereka mampu membangkang? Dan sampai kapan mereka mampu bertahan? Siapakah yang akhirnya beradaptasi? Mereka? Atau adat masyarakat Arab? Yang pasti kisah ini dilarang untuk beredar di Saudi Arabia !!!!!!
Posting Komentar